Penanganan Penderita Stunting di Sicanang

Penanganan Penderita Stunting di Sicanang

Anggota Komisi I DPRD Medan Margaret MS mengaku sangat menyayangkan kekosongan  tenaga Nutrisionis ahli gizi di Puskesmas Sicanang. Sehingga, akibat kekosongan itu berdampak terkendalanya penanganan 106 penderita stunting di Sicanang.

“Ini merupakan kelalaian Kepala Puskesmas (Kapus), kenapa sampai terjadi kekosongan. Sehingga terhambat pelayanan penyuluhan gizi bagi masyarakat  terutama bagi penderita stunting. Kalau Kapus Sicanang tidak mampu kerja supaya dievaluasi saja, ” tegas Margaret MS (foto) kepada wartawan di Medan, Jumat (22/7/2022) menyikapi minimnya pelayanan kesehatan di Sicanang.

Seharusnya tambah Margaret MS asal politisi PDIP itu, Kepala Puskesmas Sicanang harus memberikan keseriusan penanganan terhadap 106 balita penderita stunting. “Mencari bapak asuh dan bantuan berupa CSR bagi penderita stunting, ” saran Margaret.

Ditambahkan Margaret, pelayanan kesehatan Puskesmas bukan hanya bagi penderita namun perlu sosialisasi penyuluhan gizi bagi masyarakat agar paham dan mengerti mengantisipasi kasus stunting, ” sebutnya.

“Saya selaku wakil rakyat asal daerah pemilihan II (Sicanang) merasa terpanggil untuk tetap melakukan pengawasan guna peningkatan pelayanan kesehatan lebih bagus,” tambah Margaret.

Menurut Margaret, seluruh ASN di Pemko Medan harus ikut mencegah stunting dan sudah merupakan program utama Pemko Medan. Stunting bukan suatu penyakit namun stunting itu dampak/akibat kurang nya gizi di 1000 hari.

Untuk itu, sangat perlu dilakukan penyuluhan mulai dari tingkat warga yang pra nikah perlu disosialisasikan. Memberikan penyuluhan bahkan pendampingan bagi calon ibu yang akan melahirkan agar terpenuhi gizi.

Diberitakan sebelumnya, Program prioritas Walikota Medan Bobby Afif Nasution soal penanganan kesehatan kasus stunting di Kota Medan tampaknya belum maksimal. Seperti penanganan stunting di wilayah Puskesmas Sicanang Kecamatan Medan Belawan hingga saat ini penanganan terkesan lalai belum ada peningkatan.

Terbukti, jumlah kasus stunting terbanyak yakni 106 orang balita di wilayah Puskesmas Sicanang belum mendapat penanganan maksimal dari petugas Puskesmas. Hal itu dikarenakan minimnya pelayanan dan penyuluhan kesehatan gizi bagi masyarakat Sicanang.

Parahnya, selain kosongnya nya petugas Nutrisionis pelayanan gizi dan makanan di Puskesmas Sicanang, juga minimnya petugas tenaga medis (nakes) dan alat kesehatan (alkes) serta petugas Posyandu di Puskesmas tersebut.

sebelumnya ketika hal tersebut dikonfirmasi wartawan kepada Kepala Puskesmas Sicanang dr Trisna Murni di kantornya, Kamis (21/7/2022) mengaku jika petugas pelayanan kesehatan di Puskesmas Sicanang minim. Bahkan untuk petugas Nutrisionis sedang kosong.

“Petugas Nutrisionis lagi kosong di Puskesmas ini, pindah  ke Puskesmas lain. Kami tidak bisa berbuat banyak,” aku Trisna berdalih tidak dapat melakukan pelayanan kesehatan yang maksimal.

Diakuinya, sebelumnya ada petugas Nutrisionis di Puskesmas Sicanang. Namun telah pindah ke Puskesmas lain dan tidak ada pengganti. “Kita sudah laporkan ke kosongan petugas itu ke Dinas Kesehatan Kota Medan,” ujar Trisna.

Bahkan terkait jumlah kasus penderita Stunting di wilayah Puskesmas Sicanang, Trisna mengaku hanya 67 kasus.  Ternyata data dari Dinas Kesehatan Medan sebanyak 106 balita.

Sedangkan untuk realisasi anjuran Walikota Medan M Bobby Afif Nasution supaya dilakukan penanganan serius agar angka stunting menurun belum ada tanda tanda. Begitu juga soal kerjasama Puskesmas dengan pihak ketiga mencari bapak asuh belum ada realisasi.

Diakui Trisna, dari 106 penderita stunting hingga saat belum satu pun yang mendapat bapak asuh untuk membantu para penderita. Begitu juga kerjasama dengan pihak ke tiga mendapatkan bantuan CSR dari perusahaan belum terlihat.(Ki)

admingen

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *